2.1 Fungsi Pemasaran
Fungsi pemasaran ialah suatu
aktivitas yang dilakukan untuk menyelesaikan sebuah proses pemasaran. Fungsi
pemasaran ini dipecahkan oleh produsen dan lembaga-lembaga yang terlibat didalamnya. Seperti bank, usaha pengangkutan,
badan asuransi dan lain sebagainya. Ada kegiatan menganalisis didalam fungsi
manajemen pemasaran yaitu analisis
terhadap apa yang dilakukan untuk mengetahui lingkungnan pasar dan pemasaran,
sehingga akan mengetahui tentang seberapa besar peluang dalam merebut pasar dan
kemungkinan terhadap ancaman yang harus dihadapi dalam pemasaran.
Berikut adalah 7 fungsi pemasaran :
1. Analisis Konsumen
Suatu pengamatan terhadap segala
keinginan dan kebutuhan konsumen. Analisis konsumen ini mengaitkan pengadaan
peninjauan terhadap konsumen, menganalisis informasi konsumen, pengevaluasian
lokasi, pengembangan dan penentuan strategi pada segmentasi pasar secara
optimal.
2. Penjualan Produk dan Jasa
Penjualan produk dan jasa, yang
merangkum banyak aktivitas dalam pemasaran, seperti promosi penjualan, iklan,
hubungan antar dealer, publisitas, manajemen tenaga penjualan dan hubungan
konsumen.
3. Perencanaan
Perencanaan terhadap produk dan jasa
diantaranya seperti berbagai kegiatan pengemasan produk, uji pemasaran, gaya
produk, pemanfaatan garansi dan penyediaan layanan konsumen. Salah satu teknik
perencanaan produk dan jasa yang paling efektif ialah uji pasar.
4. Penetapan Harga
Stakeholder atau lima pemangku
kepentingan sangat mempengaruhi keputusan penetapan harga yakni : konsumen,
pemasok, distributor, pesaing dan pemerintah.
5. Distribusi
Distribusi, yang terdiri dari
penggudangan, cakupan distribusi, saluran-saluran distribusi, wilayah
penjualan, kurir transportasi, penjualan grosir, tingkat dan lokasi persediaan,
ritel dan lokasi tempat ritel.
6. Riset Pemasaran
Yakni merupakan suatu pengelompokan,
pencatatan dan penganalisisan suatu informasi yang berurutan berkenaan dengan
berbagai macam persoalan yang terkait dengan pemasaran. Kegiatan riset ini
sangat mendukung semua fungsi bisnis pokok dari suatu organisasi.
7. Analisis Peluang
Analisis peluang, yang melibatkan penilaian
terhadap biaya, resiko dan manfaatnya yang terkait dengan pemasaran. Ada tiga
cara yang harus dilakukan dalam membuat analisis-biaya-manfaat
(cost-benefit-analysis) yakni: menghitung volume total biaya yang terlibat
dengan suatu keputusan; memperkirakan manfaat secara total dari keputusan yang
dibuat; dan membandingkan total biaya dengan manfaatnya. Jika manfaat yang diinginkan
bisa melewati total biaya, maka peluang tersebut menjadi lebih menjanjikan dan
menarik.
2.2 Pengertian Pasar dan Pemasaran
2.2.1 Pengertian pasar
Pasar atau market merupakan sebuah tempat bertemunya pembeli dengan penjual guna melakukan transaksi ekonomi yaitu untuk menjual atau membeli suatu barang dan jasa atau sumber daya ekonomi dan berbagai faktor produksi yang
lainnya. Pada umumnya, pengertian pasar tidak menunjuk ke sebuah lokasi ataupun tempat-tempat tertentu, hal ini karena pasar tidak memiliki batas geografis.
Adanya sistem jaringan komunikasi
modern dapat meniadakan hambatan atau batasan-batasan geografis, sehingga dapat memungkinkan penjual dan pembeli bertransaksi tanpa harus saling melihat wajah satu sama lain.
Pengertian pasar yang kita bahas disini lebih menitik beratkan ke arti ekonomi yaitu untuk transaksi jual dan beli. Dalam ilmu ekonomi,
pengertian pasar yaitu sebagai besarnya permintaan serta penawaran pada jenis barang atau jasa tertentu. Pengertian pasar merupakan permintaan serta penawaran secara keseluruhan untuk jasa dan barang tertentu.
Pengertian pasar lebih merujuk kepada semua aktivitas penawaran dan permintaan termasuk di dalamnya modal, surat berharga, tenaga kerja, serta uang.
Pada prinsipnya,
aktivitas perekonomian yang terjadi di pasar didasarkan dengan adanya kebebasan dalam bersaing, baik itu untuk pembeli maupun penjual.
Penjual mempunyai kebebasan untuk memutuskan barang atau jasa apa yang seharusnya untuk diproduksi serta yang akan di
distribusikan. Sedangkan bagi pembeli atau konsumen mempunyai kebebasan untuk membeli dan memilih barang atau jasa yang sesuai dengan tingkat daya belinya.
Pengertian pasar menurut para ahli :
1.
William J.Stanton
William J.Stanton berpendapat bahwa
pengertian pasar adalah sekumpulan orang yang memiliki keinginan untuk puas,
uang yang digunakan untuk berbelanja, serta memiliki kemauan untuk
membelanjakan uang tersebut.
2. Wikipedia
Pasar merupakan institusi, sistem,
hubungan sosial, prosedur, serta infrastruktur di mana terdapat usaha untuk
menjual barang, tenaga kerja serta jasa untuk sekumpulan orang dengan imbalan
uang.
3. Kotler
dan Amstrong
Kotler dan Amstrong berpendapat bahwa
pengertian pasar merupakan seperangkat pembeli aktual dan juga potensial dari
suatu produk atau jasa. Ukuran dari pasar itu sendiri tergantung dengan jumlah
orang yang menunjukkan tentang kebutuhan, mempunyai kemampuan dalam
bertransaksi. Banyak pemasar yang memandang bahwa penjual dan pembeli sebagai
sebuah pasar, dimana penjual tersebut akan mengirimkan produk serta jasa yang
mereka produksi dan juga guna menyampaikan atau mengkomunikasikan kepada pasar.
Sebagai gantinya, mereka akan mendapatkan uang dan informasi dari pasar
tersebut.
4. KBBI
Menurut KBBI, pengertian pasar
merupakan tempat sekumpulan orang melakukan transaksi jual-beli. Merupakan
sebuah tempat untuk jual beli yang diadakan oleh sebuah organisasi atau
perkumpulan dan sebagainya dengan maksud untuk dapat mencari derma.
5. Handri
Ma’aruf
Kata “pasar” mempunyai 3 pengertian,
antara lain :
a.
Pasar dalam arti “tempat”, merupakan
sebuah tempat untuk bertemunya para penjual dengan pembeli.
b.
Pasar dalam arti “penawaran serta
permintaan” , merupakan pasar sebagai tempat terjadinya kegiatan transaksi jual
beli.
c.
Pasar dalam arti “sekumpulan anggota
masyarakat yang mempunyai kebutuhan serta daya beli “, lebih merujuk pada 2
hal, yaitu daya beli dan kebutuhan. Pasar merupakan sekumpulan orang yang
berusaha untuk mendapatkan jasa atau barang serta mempunyai kemampuan untuk
membeli barang tersebut.
2.2.2 Pengertian pemasaran
Pemasaran
adalah suatu kegiatan menyeluruh, terpadu, dan terencana, yang dilakukan oleh
sebuah organisasi atau institusi dalam melakukan usaha agar mampu mengakomodir
permintaan pasar dengan cara menciptakan produk bernilai jual, menentukan
harga, mengkomunikasikan, menyampaikan, dan saling bertukar tawaran yang
bernilai bagi konsumen, klien, mitra, dan masyarakat umum.Secara sederhana,
definisi pemasaran lebih diidentikan dengan proses pengenalan produk atau
servis kepada konsumen yang potensial. Aspek-aspek untuk pemasaran ini meliputi
periklanan, public relation, promosi dan penjualan.
Dalam
perusahaan, tujuan utama pemasaran adalah untuk memaksimalkan keuntungan dengan
membuat strategi penjualan. Di perusahaan atau bisnis, marketing executives
harus mampu melihat banyak aspek dalam beriklan, termasuk juga memprediksi
lifespan sebuah produk.
Pengertian pemasaran menurut para ahli :
1.
John Westwood
Menurut
John Westwood, pengertian pemasaran adalah sebuah usaha terpadu yang dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan memberikan keuntungan/ laba kepada
perusahaan.
2. Tung
Dasem Waringin
Menurut
Tung Desem Waringin, pengertian pemasaran adalah media untuk mengkomunikasikan
sebuah nilai tambah yang lebih tinggi.
3. Philip
Kotler
Menurut
Kotler, pengertian pemasaran adalah aktivitas sosial dan sebuah pengaturan yang
dilakukan oleh perorangan ataupun sekelompok orang dengan tujuan untuk
mendapatkan tujuan mereka dengan jalan membuat produk dan menukarkannya dengan
besaran nominal tertentu ke pihak lain.
4. Jay
Abraham
Menurut
Jay Abraham, pengertian pemasaran adalah sebuah media untuk mencapai kesuksesan
dengan cara memberikan pelayanan peling baik kepada konsumen
5. William
J. Stanton
Menurut
William J. Stanton, definisi pemasaran adalah sistem keseluruhan dari berbagai
kegiatan bisnis atau usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga
barang atau jasa, mempromosikannya, mendistribusikannya, dan bisa memuaskan
konsumen.
6. Hair
dan Mc. Daniel
Menurut
Hair dan Mc. Daniel, pengertian pemasaran adalah proses perencanaan dan
pelaksanaan konsepsi, penetapan harga promosi dan distribusi gagasan, barang
dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan konsumen dan tercapainya
tujuan organisasi.
7. Basu
dan Hani
Menurut
Basu dan Hani, pengertian pemasaran adalah proses kegiatan perencanaan dalam
pengelolaan barang dan jasa, penetapan banderol harga barang dan jasa tersebut,
hingga proses promosi maupun pendistribusiannya, dimana keseluruhan proses
pemasaran bertujuan untuk memenuhi kebutuhan maupun memperoleh laba.
2.3
Konsep Pemasaran dan Konsep Penjualan
2.3.1
Konsep Pemasaran (The Marketing Consept)
Pemasaran
merupakan sistem dari strategi bauran pemasaran dan strategi pemasaran itu
sendiri merupakan sub sistem dari proses manajemen pemasaran. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa strategi pemasaran menempati posisi tersendiri dalam ilmu
pemasaran, tetapi menjadi satu kesatuan dalam strategi bauran pemasaran secara
keseluruhan. Strategi pemasaran dapat dijelaskan dengan diawali bagaimana
perusahaan menyiapkan suatu bauran penawaran yang terdiri dari produk, jasa,
dan harga serta memanfaatkan bauran promosi yang terdiri dari promosi
penjualan, periklanan, gugus wiraniaga, hubungan masyarakat, surat langsung dan
pemasaran jarak jauh (telemarketing) untuk menjangkau saluran distribusi dan
pelanggan akhir.
2.3.2
Konsep Penjualan (The Selling Consept)
Dalam dunia
bisnis, berbagai kegiatan dari jenis usaha (manufaktur) yang memproduksi barang-barang,
usaha dagang yang mendistribusikan barang dagangan dan usaha jasa, pada akhirnya
akan bermuara pada kegiatan penjualan barang atau jasa. Kegiatan penjualan merupakan
penentuan dalam dunia bisnis, dimana dengan adanya kegiatan penjualan tersebut pihak
perusahaan akan memperoleh penggantian sebesar harga barang atau jasa yang
dimufakati saat akan jual beli dilakukan. Dari kegiatan penjualan tersebut
pihak penjual mengharapkan bahwa barang-barang atau jasa akan lagi pada titik
harga yang nilainya lebih tinggi dari harga pokok (harga perolehan) sehingga
perusahaan akan mampu memperoleh laba. Untuk mencapai tingkat laba yang
maksimal pihak manajer penjualan harus mampu melihat dan menyermati kondisi
pasar yang ada. Dengan demikian, pihak manajer penjualan dapat melihat peluang
yang ada di pasar. Berikut ini definisi manajemen penjualan adalah perencanaan,
pengarahan dan pengawasan personal selling, termasuk penarikan, pemilihan,
perlengkapan, penentuan rute, supervise, pembayaran dan motivasi sebagai tugas
diberikan pada para tenaga penjualan (Basu Swastha dalam Irawan, 1984: 403).
Dari
pengertian di atas bahwa manajemen penjualan tersebut diketahui bahwa tugas manajer
penjualan cukup luas. Dapat dikatakan pula bahwa tugas manajer penjualan itu
adalah sebagai administrator dalam kegiatan personal selling, sehingga tugas
utama banyak berkaitan dengan personalia penjualan. Bagian lain dan tugas
manajer penjualan adalah berkaitan dengan pengorganisasian kegiatan penjuatan
baik di dalam perusahaan maupun diluar perusahaan di dalam perusahaan ia harus
menyusun struktur organisasi yang dapat menciptakan komunikasi secara efektif
tidak hanya di dalam departemen penjualan itu sendin, tetapi juga dengan departemen
yang lain yang ada di dalam perusahaan, dan juga merupakan penghubung yang
paling penting antara perusahaan dengan konsumen atau pembeli dan masyarakat
lain, bertanggung jawab untuk menciptakan dan mempertahankan jaringan
distribusi yang efektif.
Selain
tugas-tugas tersebut, manajer penjualan masih rnempunyai tugas yang lain, yaitu
menggunakan dan berpartisipasi dalarn mempersiapkan mformasi untuk pengambilan
keputusan pemasaran, seperti penentuan anggaran, kuota dan daerah penjualan,
juga berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tentang produk, saluran
pemasaran atau politik distribusi, promosi serta pemetaan harga. Jadi dapat
dikatakan bahwa manajer penjualan itu selain sebagai administrator kegiatan
personal selling, juga sebagai anggota kelompok manajer yang ikut mengambil
keputusan pemasaran, Kesuksesan bisa dicapai bilamana seseorang itu memiliki
suatu tujuan atau harapan, demikian pula halnya dengan para pengusaha atau
penjual. Tujuan tersebut akan menjadi kenyataan apabila dilaksanakan dengan
kemauan dan kemampuan yang memadai. Selain itu, harus diperhatikan pula
faktor-faktor berikut ini.
(1) Modal
yang diperlukan
(2)
Kemampuan perencanaan dan membuat produk,
(3)
Kemampuan menentukan tingkat harga yang tepat
(4)
Kemampuan memilih penyalur yang tepat
(5)
Kemampuan dalam menggunakan cara-cara promosi yang tepat.
Pada umumnya, para pengusaha mempunyai tujuan
mendapatkan laba tertentu atau semaksimal mungkin, dan mempertahankan atau
bahkan berusaha meningkatkannya untuk jangka panjang. Tujuan tersebut dapat
direalisir apabila penjualan dapat dilaksanakan seperti yang direncanakan, dengan
demikian tidak berarti bahwa barang atau jasa yang terjual selalu akan
menghasilkan laba, disinilah faktor-faktor diatas harus mendapat perhatian
sepenuhnya oleh pihak perusahaan. bagi perusahaan, pada umumnya mempunyai tiga
tujuan umum, sebagai berikut.
(a) Mencapai
volume penjualan tertentu.
(b)
Mendapatkan I aba tertentu.
(c)
Menunjang pertumbuhan perusahaan.
Usaha-usaha untuk mencapai ketiga tujuan tersebut
tidak sepenuhnya hanya dilakukan oleh pelaksana penjualan aiau para pcnjual,
dalam hal ini haruslah adanya kerja sama yang rapi antara fungsionaris dalam
perusahaan maupun dengan para penyalur. Dalam praktek kegiatan penjualan itu
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor tersebut adalah
sebagai berikut.
(a) Kondisi
dan kemampuan penjualan
(b) Kondisi
pasar yang ada
(c)
Banyaknya permodalan yang digunakan
(d) Kondisi
organisasi perusahaan
(e)
Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi penjualan.
Dengan munculnya revolusi industri, perusahaan
berhasil membuat barang secara besar-besaran. Barang-barang yang tadinya dibuat
dengan tangan, dengan munculnya revolusi industri, maka proses produksi
dilakukan dengan mesin. Masalah utama yang dihadapi dalam fase ini adalah
bagaimana menjual barang-barang tersebut. Membuat barang yang baik saja tidak
cukup menjamin berhasilnya perusahaan. Hasil kerja perusahaan diukur terutama
dari volume penjualan yang dihasilkan. Perusahaan yang berorientasi pada
penjualan seperti ini, dikatakan menganut sebuah konsep yang disebut konsep
penjualan (Ferdinand, 2000).
Perusahaan yang menganut konsep penjualan lebih
mementingkan penjualan daripada kepuasan konsumen. penjual tidak segan-segan
menggunakan cara-cara (promosi) yang kurang jujur untuk mempengaruhi konsumen
agar bersedia membeli. Cara-cara semacam ini akhirnya akan merugikan perusahaan
sendiri, karena banyak pembeli kemudian akan merasa kecewa, bila ternyata bahwa
apa yang dikatakan penjual tentang barang yang dibelinya tidak sesuai dengan kenyataan.
Pembeli-pembeli ini akan merasa tertipu dan tidak akan
mengulangi pembeliannya, sehingga pembentukan langganan tidak akan dapat
diharapkan. Konsep penjualan banyak dijalankan terhadap produk-produk yang
kurang baik atau produk-produk yang biasanya kurang dipikirkan oleh pembeli
seperti asuransi, ensiklopedi dan sebagainya.
2.4
Keberhasilan Konsep Pemasaran dan Konsep Penjualan
2.4.1
Keberhasilan Konsep Pemasaran
Keberhasilan
Konsep Pemasaran terletak pada kejelian dalam menentukan kebutuhan dan
keinginan pasar sasaran, serta mengupayakan pemenuhan kepuasan yang lebih baik
ketimbang apa yang dilakukan pesaing.
2.4.2 Keberhasilan Konsep Penjualan
Keberhasilan
Konsep Penjualan terletak pada teknik penjualannya untuk mendapatkan pembeli
potensial, misalnya dengan menerangkan manfaat produk yang bersangkutan.
2.5
Pengertian Potensi Pasar dan Konsep Pemasaran
Potensi pasar (market potential)
adalah ukuran atau nilai total pasar dalam rupiah seandainya semua orang
yang memiliki ketertarikan terhadap produk/jasa dan memiliki daya beli, membeli
produk atau jasa.
Konsep pemasaran adalah suatu konsep dan cara dasar yang diterapkan dalam melakukan
strategi manajemen pemasaran
produk atau jasa pada sebuah organisasi ataupun perusahaan. Ada juga yang
mendefinisikan pengertian konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis
yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan
sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Terdapat
6 konsep pemasaran, yaitu :
1.
Konsep Produksi, artinya konsep bagaimana supaya konsumen akan menyukai
produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi
pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk
tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas manajemen adalah memproduksi
barang sebanyak mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk yang
tersedia secara luas dengan daya beli mereka.
2.
Konsep
Produk, konsep dimana konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu,
performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajemen disini adalah membuat
produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai produk berkualitas tinggi
dalam penampilan dengan ciri – ciri terbaik.
3.
Konsep
Penjualan, konsep yang menjadikan konsumen, dengan dibiarkan begitu saja,
organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif.
diusahakan agar konsumen tertarik dengan produk yang di tawarkan.
4.
Konsep
Pemasaran, konsep ini
dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan
keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih
efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
5.
Konsep
Pemasaran Sosial, merupakan bentuk dari tugas suatu organisasi yang menentukan
kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan
yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan efisien dari pada para
pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan
masyarakat.
6.
Konsep
Pemasaran Global, dimaksudkan supaya seorang manajer eksekutif berupaya
memahami semua faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui
manajemen strategis yang mantap. tujuan akhirnya adalah berupaya untuk memenuhi
keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan.
2.6
Pasar Barang Konsumsi dan Barang Indsutri
2.6.1
Barang Konsumsi
Barang konsumsi adalah barang yang dipakai secara
langsung atau tidak langsung oleh konsumen untuk keperluan pribadi atau rumah tangga yang bersifat sekali habis atau barang
yang dibeli untuk konsumsi akhir.
Penggolongan barang konsumsi oleh Hector Lazo, MBA,
Ph.D., dalam bukunya Marketing yaitu:
1.
Barang tahan lama (Durable
goods), merupakan barang berwujud yang biasanya dapat
bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal
adalah 1 tahun atau lebih). Contohnya antara lain adalah televisi, lemari es,
mobil, komputer, dan lain-lain. Umumnya jenis barang ini membutuhkan personal selling dan
pelayanan yang lebih banyak daripada barang tidak tahan lama, memberikan
keuntungan yang lebih besar, dan membutuhkan jaminan atau garansi tertentu dari
penjualnya.
2.
Barang tidak tahan lama (Non-Durable
goods), merupakan barang berwujud yang biasanya habis
dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur
ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari 1 tahun. Contohnya
adalah sabun, minuman dan makanan ringan, kapur tulis, gula, dan garam. Oleh
karena barang ini dikonsumsi dengan cepat (dalam waktu singkat) dan frekuensi
pembeliannya sering terjadi, maka strategi yang paling tepat adalah
menyediakannya di banyak lokasi, menerapkan mark-up yang kecil, dan mengiklankannya secara gencar untuk
merangsang orang agar mencobanya dan sekaligus untuk membentuk preferensi.
3.
Barang jasa (service
goods), merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.
Contohnya bengkel reparasi, salon kecantikan, kursus, hotel, lembaga pendidikan
dan lain-lain (Kotler, 1997 : 54 ).
Selain itu, produk umumnya juga diklasifikasikan berdasarkan siapa
pelanggannya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria
ini, produk dapat dibedakan menjadi barang konsumen (consumer’s goods)
dan barang industri (industrial’s goods).
Hector
Lazo membagi lagi barang-barang tersebut menjadi :
1.
Convenience goods
2.
Shopping goods
3.
Specialty goods
Kotler
(2000:397), membedakan klasifikasi barang konsumsi sebagai berikut:
1.
Convenience goods
2.
Shopping goods
3.
Specialty goods
4.
Barang yang tidak dicari
(unsought goods).
Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk
kepentingan pelanggan akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk
tujuan bisnis. Umumnya barang pelanggan dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis,
yaitu:
1.
Convenience good, merupakan barang yang pada umumnya
memiliki frekuensi pembelian yang tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam
waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam
pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain rokok, sabun, pasta gigi,
baterai, permen, dan surat kabar. Convinience goods sendiri
masih dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu :
a)
Staples adalah
barang yang dibeli konsumen secara reguler
atau rutin, misalnya sabun mandi dan pasta gigi.
b)
Impulse goods merupakan barang yang dibeli tanpa perencanaan terlebih dahulu
ataupun usaha-usaha mencarinya. Biasanya Impulse goods tersedia
dan dipajang di banyak tempat yang tersebar, sehingga konsumen tidak perlu
repot-repot mencarinya. Contohnya permen, coklat, majalah.
c)
Emergency goods adalah barang yang dibeli bila suatu kebutuhan dirasa sangat
mendesak, misalnya payung dan jas hujan di musim hujan.
2.
Shopping goods adalah barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya konsumen
bersedia membuang waktunya untuk memilih-milih. Untuk membeli barang ini
biasanya telah direcnsakan lebih dulu. Kriteria perbandingan tersebut meliputi
harga, kualitas, dan model masing-masing barang. Contohnya alat-alat rumah
tangga, pakaian, dan furniture. Shopping goods terdiri
atas dua jenis, yaitu :
a)
Homogeneous shopping goods merupakan barang-barang yang oleh konsumen dianggap serupa dalam hal
kualitas tetapi cukup berbeda dalam harga. Dengan demikian konsumen berusaha
mencari harga yang termurah dengan cara membandingkan harga di satu toko dengan
toko lainnya. Contohnya adalah tape recorder, TV, dan mesin cuci.
b)
Heterogeneous shopping goods adalah barang-barang yang aspek karakteristik atau ciri-cirinya (features)
dianggap lebih penting oleh konsumen daripada aspek harganya. Dengan kata lain,
konsumen mempersepsikannya berbeda dalam hal kualitas dan atribut. Contohnya
perlengkapan rumah tangga, mebel, dan pakaian.
3.
Specialty goods adalah barang-barang yang memiliki karakteristik dan
atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan
usaha khusus untuk membelinya. Umumnya specialty goods terdiri atas barang-barang mewah dengan merek dan
model spesifik, seperti mobil Lamborghini, kamera Nikon, dan lain-lain.
4.
Unsought goods merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah
diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Ada dua
jenis unsought goods, yaitu :
a)
Regularly unsought goods adalah barang-barang yang sebetulnya sudah ada dan diketahui
konsumen, tetapi tidak terpikirkan untuk membelinya. Contohnya ensiklopedia,
asuransi jiwa, batu nisan, tanah kuburan.
b)
New unsought goods adalah barang yang benar-benar baru dan sama sekali belum diketahui
konsumen. Jenis barang ini merupakan hasil inovasi dan pengembangan produk
baru, sehingga belum banyak konsumen yang mengetahuinya.
Sedangkan yang termasuk dalam klasifikasi
barang industri adalah barang-barang yang dikonsumsi oleh industriawan (pelanggan
antara / pelanggan bisnis) untuk diubah, diproduksi menjadi barang lain
kemudian dijual kembali (oleh produsen) ataupun untuk dijual kembali (oleh
pedagang) tanpa dilakukan transformasi fisik (proses produksi). Barang industri
dapat diklasifikasikan berdasarkan peranannya dalam proses produksi dan biaya
relatif. Ada tiga kelompok barang industri yang dapat dibedakan (Kotler, 2000 :
397), yaitu Materials and parts, capital items,
dan supplies and services.
2.6.2 Barang Industri
Menurut Rayburn D.
Tourley, barang industri ialah barang yang digunakan untuk memproduksi atau
digunakan untuk keperluan kegiatan perusahaan dan kantor pemerintah atau
swasta.
Seperti dikatakan
William J. Stanton dalam Fundamental of Marketing menyatakan bahwa barang
industri jelas berbeda dengan barang konsumsi didasarkan atas tujuan
penggunaanya. Barang industri ialah barang yang digunakan untuk membuat barang
baru, atau digunakan untuk menjalankan atau untuk keperluan kantor atau
lembaga.
Barang industri ini dapat diklasifikasikan
atas lima kelompok, yaitu :
1.
Bahan baku (raw material), bahan
ini akan diproses dan digabung dengan barang-barang lain. Contohnya, hasil
hutan, bahan tambang, tembakau, buah-buahan, dan sebagainya
2.
Material dan onderdil (fabricating
material and parts). Contohnya plat-plat belanja, benang, tepung yang akan
digunakan untuk membuat produksi baru.
3.
Installations, yaitu hasil dari pabrik lain, yang akan digunakan untuk produksi
selanjutnya. Misalnya generator pembangkit listrik, mesin diesel, bangunan
pabrik, dan sebagainya.
4.
Perlengkapan (accessory
equipment), ini digunakan dalam operasi perusahaan, dan tidak ada
hubungan langsung dengan hasil produksi misalnya chas register untuk toko,
alat-alat transpor mengangkat barang dalam gudang.
5.
Barang –barang yang digunakan untuk
operasi perusahaan (operating supplies) seperti minyak pelumas, pensil
dan alat tulis buat kantor, sabun dan alat pembersih buat pabrik, dan
sebagainya.
Ada dua pasar barang
industri yaitu:
a)
Original market, yaitu pasar yang sebenarnya, diarahkan ke pemakai-pemakai industri untuk
dipakai membuat barang baru atau membantu dalam proses pekarjaan, misalnya
pabrik mobil membeli ban dari pabrik ban mobil.
b)
Replacement Market, yaitu diarahkan kepada para konsumen, yang ingin mengganti barang
yang sudah tua, seperti membeli aki mobil untuk mengganti aki yang sudah habis,
demikian pula hanyalah dengan membeli ban, onderdil, dan sebagainya.
Ciri-ciri pasar barang
industri :
a)
Pasar barang industri ini secara geografis
dikonsentrir dalam beberapa daerah yang terbatas. Pembeli dari barang-barang
industri-industri yang letaknya sudah dipusatkan pada suatu tempat.
b)
Pembeli-pembeli prespektif sangat terbatas
jumlahnya. Suatu kenyataan bahwa pembeli barang-barang industri hanya beberapa
saja jumlahnya bila dibandingkan dengan pembeli barang-barang konsumsi.
Contohnya perusahaan mobil membeli onderdil-onderdil mobil sebagai assembling
hanya beberapa perusahaan saja tetapi yang membeli barang atau mobil sebagai
barang konsumen bukan main banyaknya.
c)
Pembeli secara induvidual besar jumlahnya.
Order yang dilakukan oleh industri-industri biasanya dalam jumlah yang besar.
Pembelian yang paling kecilpun dari barang industri ini tetap akan jauh lebih
besar dari pada pembelian yang dilakukan terhadap barang konsumsi.
d)
Pertimbangan-pertimbangan teknis sangat
menentukan. Ini sangat penting sebab barang-barang industri dibeli untuk diolah
lebih lanjut. Barang yang dibeli itu harus cocok untuk tujuan penggunaannya.
e)
Permintaanya di pengaruhi oleh permintaan
barang-barang konsumsi, karena barang-barang industri ini digunakan untuk
membuat barang-barang konsumsi, maka berubahnya permintaan terhadap barang
konsumsi akan mempengaruhi pula permintaan terhadap barang-barang industri.
2.7 Marketing mix 4P (Bauran
Pemasaran)
Marketing
Mix adalah kombinasi dari variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari
sistem pemasaran yaitu produk, harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi,
atau sering disebut 4P (Product, Price,
Promotion, place).
Atau dengan kata lain, Marketing
Mix merupakan kumpulan variabel – variabel yang dapat digunakan perusahaan
untuk mempengaruhi tanggapan konsumen. Jadi dengan marketing mix itu akan dapat ditentukan tingkat keberhasilan
pemasaran yang diikuti oleh kepuasan konsumen.
1. Produk
Produk
yaitu setiap apa saja yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan
perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan
atau kebutuhan.
Pengembangan
suatu produk harus didasari oleh pertimbangan adanya pembagian produk, yaitu
ada tiga bagian :
1) Produk
Inti (Core Product)
Di sini harus diketahui
apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh konsumen. Setiap produk tentu memiliki
manfaat serta ciri – ciri tertentu. Dalam hal ini penjual harus dapat menjual
manfaat tersebut dan bukan ciri – ciri produk. Produk inti terdiri unsur :
Manfaat Inti.
Suatu Contoh : -
Konsumen membeli panas bukan gas
- Wanita
membeli kecantikan bukan kosmetik
- Nasabah
membeli keamanan bukan deposito
2) Produk
Berwujud (Tangible Product)
Perusahaan harus
berusaha untuk mengubah produk ini menjadi produk berwujud. Misalkan saja :
komputer, buku.
Dalam produk berwujud
ini terdapat lima ciri yaitu :
a. Tingkat
mutu produk
b. Model
produk
c. Merk
produk
d. Ciri
– ciri produk
e. Kemasan
(pembungkus)
3) Produk
Tambahan (Augmented Product)
Perusahaan harus dapat
menawarkan manfaat dan pelayanan tambahan. Dapat diberikan contoh : garasi,
pengiriman barang kerumah.
Dalam produk tambahan
ini terdapat empat unsur yaitu :
a. Instalasi
b. Jaminan
c. Penyerahan
dan Kredit
d. Pelayanan
Purna Jual
2. Harga
Harga
adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan
untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.
Suatu
harga ditetapkan pada umumnya bertujuan untuk :
1) Meningkatkan
penjualan
2) Mempertahankan
dan memperbaiki market share
3) Menstabilkan
investasi
4) Mencapai
laba maksimum
3. Kegiatan
Promosi
Promosi
mencakup semua kegiatan perusahaan untuk memperkenalkan produk dan bertujuan
agar konsumen tertarik untuk membelinya.
Variabel
– variabel dalam Bauran Komunikasi Pemasaran
1) Periklanan
(Advertising)
2) Penjualan
Pribadi (Personal Selling)
3) Promosi
Penjualan (Sales Promotion)
4) Publisitas
(Publicity)
4. Sistem
Distribusi / Saluran Distribusi
Salurandistribusi
suatu produk adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan
produk tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau industri pemakai.
Saluran
distribusi merupakan struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar
perusahaan yang terdiri dari agen, pedagang besar dan pengecer melalui mana
suatu produk atau jasa dipasarkan.
Fungsi
Saluran Distribusi :
1) Mengumpulkan
informasi yang diperlukan untuk perencanaan dan memudahkan pertukaran.
2) Mengembangkan dan menyebarkan komunikasi
mengenai tawaran.
3) Melakukan
pencarian dan berkomunikasi dengan calon pembeli.
4) Membentuk
dan menyesuaikan tawaran dengan kebutuhan pembeli. Misalkan kegiatan perakitan,
pengemasan.
5) Mengusahakan
perundingan untuk mencapai persetujuan akhir atas harga dan ketentuan lainnya
mengenai tawaran agar perpindahan pemilikan dapat terjadi.
6) Melaksanakan
pengangkutan danpenyimapanan produk.
7) Mengatur
distribusi dana untuk menutup biaya saluran distribusi.
8) Menerima
resiko dalam hubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran pemasaran.
2.8
Kombinasi dari 4 Kegiatan inti System Pemasaran Untuk Menghadapi Konsumen
(Strategi 4P)
Seperti telah tersebut di muka, konsep pemasaran
berorientasi kepda kepentingan serta kepuasan pembeli tanpa melupakan tujuan
pemasaran untuk mendapatkan laba dalam jangka panjang. Keputusan dalam
pemasaran dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) strategi yaitu :
1. Strategi
Produk
Setiap
perusahaan atau pengusaha harus bisa menentukan produk apa yang menjadi
andalannya dan bagaimanan cara mengembangkan produk andalannya tersebut.
Misalnya dengan menambah varian rasa, varian ukuran, varian bentuk dan juga
varian kemasannya. Hal yang paling penting dan krusial yang harus dijaga adalah
kualitas tanpa melakukan perubahan rasa, bentuk, warna, ukuran dan kualitas
tanpa melakukan info atau pemberitahuan ke pelanggan sebelumnya. Karena
perubahan produk yang tiba – tiba akan
menyebabkan pelanggan kecewa dan apabila pelanggan kecewa hal tersebut akan
berakibat ke penurunan penjualan.
2. Strategi
Harga
Penentuan
harga produk sangat menentukan dalam kesuksesan proses penjualan. Harga adalah
sejumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk mendapatkan sebuah produk aau
jas. Dalam bauran pemasaran, harga merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi pemasaran suatu produk. Tinggi rendahnya harga selalu menjadi
perhatian utaman para konsumen saat mereka mencari suatu produk. Sehingga harga
yang ditawarkan menjadi bahan pertimbangan khusus, sebelum mereka memutuskan
untuk membeli barang maupun menggunakan suatu jasa. Dari kebiasaan para
konsumen, dapat disimpulkan bahwa strategi penetapan harga sangaat berpengaruh terhadap
penjualan maupun pemarasan produkyang ditawarkan.
3. Strategi
Promosi
Strategi promosi sering
digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan permintaan atau penjualan
barang dan jasa yang ditawarkan, sehingga dapat meningkatkan laba yang
diperoleh. Selain itu kegiatan promosi juga memberikan kemudahan dalam
merencanakan strategi pemasaran selanjutnya, karena biasanya kegiatan promosi
dijadikan sebagai cara berkomunikasi langsung dengan calon konsumen. Sehingga
kita dapat memperoleh informasi akurat dari para konsumen, mengenai respon
produk yang kita tawarkan. Berikut beberapa manfaat lain dari adanya kegiatan
promosi :
-
mengetahui produk yang diinginkan para
konsumen, mengetahui tingkat kebutuhan konsumen akan suatu produk,
-
mengetahui cara pengenalan dan
penyampaian produk hingga sampai ke konsumen,
-
mengetahui harga yang sesuai dengan
kondisi pasaran,
-
mengetahui strategi promosi yang tepat
kepada para konsumen,
-
mengetahui kondisi persaingan pasar dan
cara mengatasinya,
-
menciptakan image sebuah produk dengan
adanya promosi.
4. Strategi
Distribusi
Dalam
strategi pemasaran, adanya pemilihan lokasi usaha yang strategis menjadi salah
satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan pemasaran dari sebuah usaha. Semakin
srategis lokasi usaha yang dipilih, semakin tinggi pula tingkat penjualan dan
berpengaruh terhadap kesuksesan sebuah usaha. Begitu pula sebaliknya, jika
lokasi usaha yang dipilih tidak strategis maka penjualan punjuga tidak akan
terlalu bagus. Untuk itu sebelum memulai usebuah saha, pilih terlebih dahulu
tempat usaha yang paling tepat untuk pemasaran usaha. Lakukan riset dan
bandingkan beberapa pilihan tempat sebelum akhirnya menentukan lokasi yang
paling srategis bagi usaha.
Kesimpulan
Dari pembahasan ini kita dapat mengambil
suatu kesimpulan bahwa untuk dapat memenangkan suatu kesimpulan bahwa untuk
dapat memenangkan persaingan dalam pemasaran terlebih dahulu manajemen
pemasaran harus mengetahui situasi apa yang sedang dialami oleh perusahaan
sebelum menentukan strategi apa yang cocok digunakan untuk menghadapi situasi
tersebut
Dalam konsep pemasaran modern banyak perusahaan yang
mengacu pada bauran pemasaran di dalam merancang program pemasarannya. Bauran
pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan saluran distribusi
mempunyai peranan yang sangat penting guna mensukseskan program pemasaran dari
suatu perusahaan. Dengan melakukan perencanaan terhadap empat bauran pemasaran
diharapkan perusahaan dapat merumuskan program pemasaran yang tepat bagi produk
yang akan ditawarkan kepada konsumen.